Imbas Krisis FTX, Bank Kripto Silvergate Setop Layanan Pembayaran
Silvergate telah menyetop layanan pembayarannya.
Jakarta, FORTUNE – Sentimen negatif masih menguasai industri aset kripto dengan adanya kabar terbaru mengenai penghentian jaringan pembayaran aset kripto oleh perusahaan jasa keuangan yang menawarkan fasilitas transfer antara investor dengan perusahaan aset kripto, Silvergate.
Menurut warta Fortune.com, Sabtu (4/3), para ahli sebenarnya telah memperingatkan usai FTX bangkrut pada November 2022 bahwa krisis perusahaan aset kripto itu dapat berdampak sistemik ke industri.
Dalam menjalankan bisnisnya, Silvergate mengandalkan simpanan pelanggan. Namun, situasinya berubah ketika FTX, salah satu bursa aset kripto terbesar di dunia, bangkrut dan membawa efek negatif pada platform jual beli lain.
Pada saat FTX runtuh, sekitar 90 persen dari basis simpanan Silveragate berasal dari perusahaan kripto. Bank tersebut pun langsung kehilangan US$1,8 miliar akibat arus keluar dana pada kuartal IV-2022 setelah FTX kena masalah. Pada akhir Desember, total simpanan Silvergate hanya bersisa sekitar US$6 miliar.
Sementara itu, harga saham Silvergate telah turun sekitar 95 persen dari pertengahan Agustus tahun lalu, dan saat ini hanya bertengger pada posisi US$6.
Pada Jumat (3/3), Silvergate menghentikan Silvergate Exchange Network (SEN), jaringan pembayaran aset kriptonya.
Gejolak bisnis
Pekan lalu Silvergate menginformasikan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) tentang ketidakmampuan mereka untuk mengirimkan laporan keuangan tahunannya secara tepat waktu. Dalih yang dipakai: perlu waktu untuk mengevaluasi kembali strategi bisnis serta kemampuannya untuk terus beroperasi.
Sejumlah perusahaan aset kripto seperti Coinbase, Paxos, Circle, dan Crypto.com pun sontak memutus kerja sama dengan Silvergate. Padahal, beberapa dari platform aset kripto yang disebut itu sebelumnya menjadikan Silvergate sebagai mitra keuangan tunggal.
Muncul spekulasi bahwa Federal Deposit Insurance Corporation akan memasukkan Silvergate dalam proses penyehataan, baik itu dengan menemukan bank lain untuk mengakuisisi Silvergate, atau mengambil alih simpanannya. \
Kabarnya, Wells Fargo tertarik untuk mengambil alih Silvergate.
“Silvergate benar-benar kisah peringatan,” kata Joseph Silvia, mantan penasihat Federal Reserve Bank of Chicago dan mitra di Dickinson Wright. “Tapi masih ada peluang di luar sana, dan menurut saya aset kripto umumnya tidak akan kemana-mana.”
Menurut Silvia, dengan keluarnya Silvergate dari ekosistem kripto, serta kemungkinan bank lain menjadi ragu untuk memasuki sektor aset digital ini, perusahaan kripto bisa jadi akan lebih sulit mendapatkan rekening deposito, serta layanan penting lainnya. Akibatnya, layanan perbankan akan menjadi lebih mahal bagi perusahaan aset kripto.