McEasy Bantu Nilai Performa Sopir Secara Otomatis
Fitur McEasy memungkinkan pengawasan driver saat berkendara.
Jakarta, FORTUNE – McEasy, perusahaan rintisan (startup) di bidang transportasi dan logistik, menawarkan sejumlah teknologi untuk mendukung digitalisasi kendaraan niaga. Pelbagai solusi digital tersebut turut diharapkan meningkatkan keamanan berkendara
Menurut co-founder McEasy, Hendrik Ekowaluyo, pemanfaatan teknologi saat ini mendesak diperlukan, terutama untuk memantau perilaku pengemudi di jalan, khususnya jalan tol. Apalagi, saat ini juga resmi diberlakukan tilang elektronik bagi pengendara yang melanggar batas kecepatan.
“Semua pengemudi, termasuk sopir kendaraan niaga (bus dan truk) diwajibkan memiliki keterampilan mengemudi yang baik dan benar. Apalagi, di bidang logistik, transportasi darat merupakan jangkar perpindahan barang di Indonesia karena mencakup 80 sampai 90 persen dari total volume pengiriman setiap tahunnya,” kata Hendrik, dalam rilis resmi, dikutip Kamis (21/4).
McEasy merupakan perusahaan yang berupaya menyediakan solusi terintegrasi di bidang transportasi logistik. Startup yang berdiri pada 2017 ini menghadirkan solusi digital berbasis Internet dan GPS Tracker untuk kebutuhan operasional logistik dan pelacakan lokasi kendaraan.
Dalam situs resminya, perusahaan yang berkantor di Surabaya ini telah bekerja sama dengan sejumlah perusahaan, seperti FedEx Express, Alfamidi, MGM Bosco Logistics, dan Rosalia Indah.
Fitur perilaku pengemudi
Sehubungan dengan diterapkannya fitur tilang elektronik, menurut Hendrik, McEasy menyediakan fitur driving behaviour yang menjadi bagian dari vehicle smart management system. Fitur tersebut sanggup memantau perilaku berkendara berdasarkan parameter overspeed, under speed, harsh acceleration, harsh braking, sharp turn dan zig-zag motion.
Nantinya, data yang terkumpul dari proses pemantauan tersebut akan disajikan dalam bentuk driver scorecard agar setiap pengemudi termotivasi untuk mengemudi dengan aman, baik dan sesuai peraturan. Fitur ini sekaligus solusi untuk meningkatkan keselamatan berkendara.
“Teknologi yang kami kembangkan juga mampu menganalisis fatigue level dari pengemudi berdasarkan mimik wajah dan lamanya mereka telah berkendara. Fitur Track Vision ini kami kembangkan agar dapat mendorong para pengemudi untuk mencapai pola mengemudi yang optimal serta sebagai alat acuan dalam mengevaluasi kinerja para sopir,” ujarnya.
Fitur dimaksud dinilai sanggup berdampak positif bagi digitalisasi kendaraan. Menurut influencer otomotif sekaligus pemilik perusahaan transportasi Pesona Transport Service, Muhammad Abdul Wahid, fitur McEasy ini memungkinkan pengawasan terhadap sopir kendaraan.
“Saya tentu tidak bisa berada di samping sopir setiap saat. Karenanya, saya menggunakan fitur yang dikembangkan McEasy untuk memonitor perilaku sopir ketika di jalan. Fitur ini memberikan laporan real-time tentang sopir mana yang membutuhkan atensi khusus, seperti driver mana yang tendensinya melebihi kecepatan maksimal, driver mana yang suka rem mendadak, atau driver mana yang paling boros BBM,” kata pria yang akrab disapa Mas Wahid itu.
Pun begitu, menurut mas Wahid, meski armada bus pariwisatanya masih sedikit, digitalisasi menjadi kunci pengembangan bisnis. “Begitu telah terdigitalisasi, manajemen armada bus jadi terasa lebih ringan. Hampir seluruh proses manajemen telah terotomasi, mulai dari sistem pengingat untuk perpanjang pajak kendaraan, KIR kendaraan, SIM pengemudi hingga pemantauan cara para sopir berkendara untuk menjaga keselamatan di perjalanan,” ujarnya;.
Dana segar
McEasy pertengahan tahun lalu beroleh dana segar US$1,5 juta atau sekitar Rp22 miliar dari East Ventures. Pendanaan ini akan digunakan untuk memperkuat divisi penelitian dan pengembangan serta divisi pemasaran dan penjualan.
“Sejak 2019, kami fokus untuk menjadi katalis digitalisasi pada industri logistik dan rantai pasok dalam negeri. Sistem pelacakan pintar memang bukan hal baru di dunia otomotif dan industri, namun kami tahu bagaimana cara mengintegrasikan hardware yang ada, mulai dari sensor hingga GPS dengan platform kami untuk menjadi solusi tepat dari masalah di pasaran,” kata co-founder McEasy, Raymond Sutjiono, Rabu (15/9), seperti dikutip dari Antara.
Selama ini, manajemen transportasi logistik menyimpan sejumlah tantangan, kata Raymond. Salah satunya terbatasnya integrasi antar pihak meski berada di rantai pasok yang sama. Selain itu, proses operasional usaha cenderung mengandalkan cara-cara manual dengan adminsitrasi yang rumit.
Secara umum, McEasy menawarkan tiga layanan bagi industri, yaitu vehicle smart management system (VSMS), transportation management system (TMS), dan smart driver apps. Pelbagai solusi ini dapat digunakan oleh perusahaan logistik, mulai dari manufakur dan distribusi hingga perusahaan besar yang telah memiliki armada sendiri maupun terintegrasi dengan penyedia logistik.
Raymond menyebut pandemi COVID-19 justru mendorong pertumbuhan bisnis McEasy, dengan jumlah pelanggan tumbuh 10 kali lipat dalam 1,5 tahun terakhir.
Menurut Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), dalam laporan East Ventures Digital Competitiveness Index 2021, potensi pertumbuhan bisnis industri logistik Indonesia dari tahun ke tahun mencapai US$2,8 miliar atau setara Rp40 triliun.