Mengenai Stablecoin dalam Aset Kripto: Pengertian, Fungsi, dan Jenis
Stablecoin dirancang stabil dan tidak bergejolak.
Jakarta, FORTUNE – Kripto secara umum dikenal sebagai aset investasi yang memiliki karakteristik volatilitas tinggi, serta sangat fluktuatif. Harga aset kripto bisa naik atau turun dalam hitungan menit. Namun, investor bisa memilih stablecoin sebagai alternatif aset kripto yang naik-turun.
Dikutip dari pelbagai sumber, stablecoin sesuai namanya merupakan aset kripto yang dirancang untuk memiliki harga stabil dan tidak mudah untuk berubah. Dalam arti lain, stablecoin dikembangkan untuk mempertahankan harganya secara konstan dari waktu ke waktu.
Nilai dalam stablecoin tidak berubah-ubah karena aset tersebut dipatok ke aset lain, seperti dolar Amerika Serikat maupun emas. Aset yang menjadi jaminan tersebut berfungsi menjaga harga stablecoin di tengah kondisi volatilitas pasar.
Dalam beberapa jenis stablecoin, harga bisa stabil karena pembuatnya mematok aset tersebut dengan aset lain dalam rasio 1:1. Dengan kata lain, satu nilai stablecoin sama dengan nilai aset yang dipatok.
Fungsi stablecoin
Menurut laman Indodax, banyak investor menebus stablecoin sebagai tempat menyimpan uang, dan akan digunakan untuk membeli maupun menjual keuntungan.
Stablecoin memungkinkan pemiliknya untuk melakukan transfer aset dengan murah dan cepat serta dengan nilai yang stabil.
Aset tersebut pada dasarnya menggabungkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki aset kripto dan mata uang fiat, yakni pemrosesan transaksi yang cepat dan nilainya stabil, demikian laman Pintu.
Stabecoin juga memungkinkan menjadi aset untuk menyimpan tabungan atau harta investor. Manfaat lainnnya adalah transfer secara instan, dan biaya administrasi rendah.
Dilansir dari situs nanovest, stablecoin juga bermanfaat sebagai media pertukaran aset yang menjembatani kesenjangan antara mata uang fiat dan kripto.
Jenis stablecoin
Stablecoin memiliki beragam jenis bergantung dari patokannya terhadap aset lain, mulai dari dolar AS, emas, mata uang kripto lainnya, sampai stablecoin algoritmik. Berikut penjelasan jenis-jenis stablecoin dilansir dari berbagai sumber.
- Stablecoin dengan mata uang fiat
Dolar AS merupakan mata uang paling populer untuk menjadi penjamin stablecoin. Biasanya, stablecoin jenis ini dipatok dengan mata uang fiat berasio 1:1.
Dalam menerbitkan stablecoin, penerbitnya mesti memiliki jumlah uang yang sama di rekening bank atau akun Trust mereka.
Beberapa aset kripto yang termasuk dalam jenis stablecoin ini di antaranya Tether (USDT), USD Coin (USDC).
- Stablecoin dengan logam mulia
Menurut laman Pintu, stablecoin juga bisa dijamin dengan komoditas emas. Beberapa contoh aset kripto ini adalah Pax Gold (PAXG) dan Tether Gold (XAUT).
- Stablecoin dengan aset digital
Ada pula jenis stablecoin yang dijaminkan dengan aset digital. Menurut laman Zipmex, proses penerbitan kripto jenis ini dilakukan melalui beragam protokol yang dilakukan pada blockchain.
Misalnya saja stablecoin Maker DAO (DAI), kripto yang dibangun di atas blockchain Ethereum yang diprogram untuk memiliki nilai yang sama dengan dolar AS.
DAI yang beredar di pasaran saat ini dihasilkan oleh aplikasi decentralized finance bernama MakerDAO. Untuk mendapatkan DAI yang nilainya 1:1 dengan dolar AS, pengguna harus menjaminkan sejumlah aset kripto yang disimpan di dalam tempat penyimpanan.
- Stablecoin algoritmik
Saat ini berkembang stablecoin yang berbasis mekanisme algoritimik. UST, misalnya, merupakan stablecoin yang distabilkan terhadap dolar AS menggunakan mekanisme algoritme.
UST merupakan stablecoin algoritmik milik jaringan Terra. Algoritma dari UST memastikan harganya tetap stabil dengan memanfaatkan token LUNA sebagai jaminannya. Secara teori, setiap UST mengalami fluktuasi harga, LUNA akan membantu menstabilkan harganya kembali ke US$1.
Namun, stablecoin algoritmik yang dijamin oleh aset kripto ini memiliki risiko. Aset tersebut rentan terhadap kondisi pasar yang lesu.