TECH

OpenAI Bikin Sayembara, Peneliti Temukan Bug Dapat Hadiah Rp294 juta

Hadiah bergantung tingkat keparahan bug.

OpenAI Bikin Sayembara, Peneliti Temukan Bug Dapat Hadiah Rp294 jutaIlustrasi perusahaan OpenAI. Shutterstock/Rafapress
13 April 2023

Jakarta, FORTUNE – OpenAI mengajak para pengguna maupun peneliti untuk menemukan bug pada platform ChatGPT. Perusahaan teknologi itu belakangan tengah mendapatkan sorotan seiring terobosannya di dunia kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Reuters melansir, Kamis (13/4), bahwa OpenAI melalui program “Bounty Bug OpenAI” menawarkan hadiah mulai dari US$200 atau sekitar Rp2,9 juta hingga US$20.000 atau lebih dari Rp294 juta, bagi pengguna yang berhasil menemukan bug di ChatGPT.

Namun demikian, besaran hadiah tersebut bergantung pada tingkat keparahan bug yang dilaporkan oleh peneliti.

Dilansir dari The Verge, hadiah berkisar US$200 akan diberikan kepada peneliti yang berhasil menemukan bug dengan tingkat keparahan rendah. Sedangkan, hadiah maksimum US$20.000 berlaku bagi peneliti yang mampu menemukan hal yang luar biasa (exceptional discoveries).

Bagi peneliti yang berniat mencari kerentanan pada ChatGPT, bisa mengirimkannya melalui platform keamanan siber crowdsourcing Bugcrowd.

Sorotan OpenAI

Tangan pengusaha menggunakan smartphone untuk mencari informasi dan mengobrol dengan AI atau kecerdasan buatan, Database dengan sistem cerdas, teknologi masa depan, kemajuan teknis, ChatGPT. Shutterstock/Noos Studio.
Tangan pengusaha menggunakan smartphone untuk mencari informasi dan mengobrol dengan AI atau kecerdasan buatan, Database dengan sistem cerdas, teknologi masa depan, kemajuan teknis, ChatGPT. Shutterstock/Noos Studio.

Perusahaan teknologi sering menggelar program penemuan bug berhadiah untuk mendorong pemrogram melaporkan kerentanan dalam sistem perangkat lunaknya.

Menurut perincian pada bug bounty platform Bugcrowd, OpenAI telah mengundang peneliti untuk meninjau fungsionalitas tertentu dari ChatGPT, serta kerangka kerja bagaimana sistem OpenAI berkomunikasi dan berbagi data dengan aplikasi pihak ketiga.

Program bug OpenAI diluncurkan tidak lama setelah ChatGPT dilarang di Italia karena dugaan pelanggaran aturan privasi. Sejak saat itu, negara-negara lain di Eropa dan Amerika Utara telah mengindikasikan bahwa mereka sedang mempertimbangkan pembatasan penggunaan aplikasi tersebut.

Menurut laporan media, pemerintah Jerman pekan lalu dikabarkan menghubungi pemerintah Italia. Langkah Jerman tersebut ditengarai sebagai bagian dari rencana untuk membatasi akses terhadap ChatGPT. Demikian pula Irlandia yang tengah mempertimbangkan untuk mengikuti langkah Jerman.

OpenAI di Jepang

Warga berjalan di area bisnis Tokyo Street Building. Shutterstock/VTT Studio
Warga berjalan di area bisnis Tokyo Street Building. Shutterstock/VTT Studio

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.