TECH

Mantan Pendiri Startup Sulit Dapat Kerja sebagai Karyawan, Apa Benar?

Riset menyebut ada stigma negatif terhadap founder startup.

Mantan Pendiri Startup Sulit Dapat Kerja sebagai Karyawan, Apa Benar?Piqsels
05 August 2022

Jakarta, FORTUNE – Tren pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di startup belakangan menyimpan sebuah pertanyaan: bagaimana nasib para eks founder perusahaan rintisan. Menurut riset terbaru, para mantan pendiri startup ini memiliki peluang kecil untuk mendapatkan pekerjaan di bursa kerja dan memiliki sejumlah tantangan. Apakah benar? 

Meski tak mewakili kondisi di Indonesia, riset oleh Yale University Amerika Serikat bisa menjadi gambaran. Riset bertajuk “Are Former Startup Founders Less Hireable ini, menyebut mantan pendiri startup berpeluang 43 persen lebih kecil untuk mendapatkan panggilan wawancara kedua saat melamar pekerjaan, bila dibandingkan dengan pelamar kerja yang bukan berlatar belakang pendiri startup.

Survei yang melibatkan 2.400 responden ini juga menyebut eks pendiri yang usahanya sukses punya peluang lebih kecil 33 persen diundang wawancara kerja. Situasi itu dianggap memperlihatkan kondisi yang bertolak belakang dengan kecenderungan sebagian besar perusahaan yang ingin mempekerjakan karyawan berjiwa wirausaha dan inovatif.

Pengamat kewirausahaan sosial dari Universitas Prasetiya Mulya, Rudy Handoko, berpendapat situasi serupa bukan tak mungkin terjadi di Indonesia.

“Bukan hal aneh seorang founder startup masuk ke bursa kerja setelah bisnisnya gagal, atau pertumbuhan bisnisnya lambat,” katanya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (5/8).

Masalahnya, kata dia, ada semacam stigma pada pendiri maupun mereka yang pernah menjadi pimpinan startup. Kalangan ini dianggap memiliki karakter yang arogan, merasa serba tahu, dan lain sebagainya. “Padahal perekrut membutuhkan karyawan yang humble, open minded, dan terbuka untuk belajar hal baru,” ujarnya.

Menurut survei sama, perekrut menganggap eks founder memang memiliki sejumlah kemampuan menonjol, seperti keterampilan yang lebih luas, pola pikir berkembang, dan kecenderungan untuk berinovasi. Akan tetapi, mereka dianggap kurang berkomitmen dalam peran sebagai karyawan.

Tanggapan perusahaan

Ilustrasi startup. Shutterstock/Indypendenz

Related Topics

    © 2024 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.