Riset: GoFood Juara Pasar Pesan-Antar Makanan, Disusul Shopee & Grab
GoFood menjadi top of mind layanan bagi konsumen.
Jakarta, FORTUNE – GoFood milik grup GoTo berhasil menjadi pemimpin pasar pesan-antar makanan (online food delivery/OFD) di Indonesia, menurut riset dari Tenggara Strategiscs dan Universitas Prasetiya Mulya. Menurut laporan sama, layanan pengiriman makan daring ini diperkirakan masih akan diminati oleh masyarakat meski pandemi COVID-19 mereda.
Berdasarkan riset bertajuk “Survei Persepsi & Perilaku Konsumen Online Food Delivery (OFD) di Indonesia”, nilai transaksi pesan-antar makanan tahun lalu diperkirakan mencapai Rp78,4 triliun. Dari jumlah tersebut, GoFood membukukan transaksi tertinggi mencapai Rp30,65 triliun.
Sisanya, ShopeeFood bagian dari platform e-commerce Shopee meraih transaksi mencapai Rp26,49 triliun. Sedangkan, GrabFood harus puas di posisi ketiga dengan nilai transaksi Rp20,93 triliun.
“GoFood merupakan platform yang menjadi top of mind (50 persen) dan paling banyak diunduh (76 persen) oleh konsumen,” kata Riyadi Suparno, Direktur Eksekutif Tenggara Strategics, dalam keterangan resmi kepada media, dikutip Kamis (16/6). Menurut survei sama, masing-masing sebanyak 28 persen dan 22 persen konsumen mengetahui ShopeeFood dan GrabFood.
Riset mengenai layanan pemesanan makanan daring ini berdasarkan atas wawancara terhadap 1.200 orang yang tersebar di enam kota, 10 sampai 14 Januari 2022.
Menurut survei sama, GoFood banyak dipilih oleh konsumen karena faktor kenyamanan transaksi, menu yang beragam, dan keamanan dalam bertransaksi.
Bisnis food delivery pasca pandemi
Layanan food delivery tampaknya masih akan diminati oleh masyarakat meski COVID-19 tak lagi marak, kata Riyadi. Sebab, masyarakat menikmati kenyamanan dan kemudahan yang ditawarkan layanan tersebut.
Di tengah penyebaran virus corona, layanan pengiriman makanan daring ini berhasil menjadi juru selamat bagi banyak pihak. Di satu sisi, masyarakat yang sebagian aktivitasnya dari rumah terbantu oleh layanan tersebut. Di sisi lain, usaha mikro kecil menengah (UMKM) tetap bisa berlangsung.
“Layanan pesan-antar makanan secara online merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi digital dan penggerak perekonomian di tengah masyarakat,” ujarnya.
Survei sama turut menunjukkan sebanyak 99 responden menyatakan berniat terus menggunakan layanan pesan antar-makanan. Bahkan, 96 persen berniat meningkatkan penggunaannya. Adapun 72 persen konsumen memiliki lebih dari satu aplikasi pesan-antar makanan.
Menurut Stella Kusumawardhani, Economic Research Lead Tenggara Strategics, mayoritas konsumen menggunakan layanan ini untuk mendukung produktivitas, menjelajahi tren kuliner baru, dan bersolisasi. Dia lantas mengutip survei yang menunjukkan lebih dari setengah konsumen menggunakan food delivery minimal sekali setiap minggu. Mayoritas penggunanya adalah generasi Z (43 persen) dan milenial (39 persen).
Persaingan layanan pengiriman makanan
Majalah Fortune Indonesia edisi Februari 2022 mengulas bisnis pengiriman makanan daring. Menurut Studi Nielsen Consumer View tahun lalu penetrasi layanan pengiriman makanan naik lima kali lipat menjadi 30 persen. Situasi tersebut beriring jumlah pengguna internet yang tumbuh 15 persen.
Laporan bertajuk “Food Delivery Platforms in Southeast Asia” dari Momentum Works mencatat nilai barang dagangan kotor (gross merchandise value/GMV) industri food delivery Indonesia tahun lalu mencapai US$4,6 miliar dolar atau lebih dari Rp67,8 triliun. Dari jumlah tersebut, Grab menguasai 49 persen pangsa pasar, diikuti Gojek 43 persen, dan ShopeeFood 8 persen.
GrabFood mengandalkan pemberian nilai tambah bagi konsumennya. Menurut laporan “Tinjauan Industri Pengiriman Makanan 2021” oleh Grab dan Euromonitor International (2021), kepuasan konsumen Asia Tenggara dipengaruhi oleh kecepatan pengantaran (51 persen), variasi pilihan makanan (45 persen), dan ketersediaan promosi (41 persen).
Berdasarkan data itu, menurut Head of Marketing GrabFood Grab Indonesia, Hadi Surya Koe, GrabFood fokus menyediakan berbagai pilihan untuk konsumen lewat jutaan mitra kuliner. Ditambah dengan lebih dari 45 cloud kitchen di 7 kota.
Sementara GoFood—dengan 1 juta mitra usaha kuliner—menerapkan sejumlah strategi utama demi memenangkan pasar. Chief Food Officer Gojek, Catherine Hindra Sutjahyo, menyebut strategi itu seperti implementasi pendekatan hiperlokal lewat personalisasi data, penguatan basis loyalitas pelanggan, serta dorongan inovasi.
Order Sekaligus GoFood termasuk fitur yang menonjol dari GoFood. Layanan tersebut ada di di tujuh kota besar, termasuk Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya. GoFood berikhtiar pula untuk memperbarui aplikasi khusus mitra UMKM, GoBiz, agar semakin lengkap. Itu belum termasuk fitur-fitur untuk meningkatkan kualitas pelayanan mitra UMKM, efisiensi manajemen keuangan, serta promo.