Startup Pangan Greens Hadirkan Restoran “Metafarming” di Jakarta
Startup Greens memiliki tiga model bisnis.
Jakarta, FORTUNE – Industri teknologi Indonesia kedatangan satu lagi perusahaan rintisan yang bergerak di sektor agrikultur, yakni Greens, yang resmi membuka restoran dengan konsep metafarming di Plaza Indonesia, Jakarta.
Restoran tersebut berdiri di lokasi yang sama dengan pusat pertanian multidimensi yang diklaim pertama di dunia milik perusahaan itu. Pusat pertanian yang diperkenalkan kepada publik pada Desember 2022 itu diresmikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo, dan CEO Plaza Indonesia, Tan Boon Piin.
Greens menyediakan solusi berupa ekosistem makanan hiperlokal yang memungkinkan konsumen menyantap makanan bernutrisi tinggi yang ditanam dan dipanen di tempat. Bahan makanan tersebut ditanam menggunakan 90 persen lebih sedikit air, 70 persen lebih sedikit lahan, dan tanpa proses perpindahan jarak dari tahap penanaman hingga menjadi makanan.
Co-Founder dan Chief Business Officer Greens, Erwin Gunawan, menyatakan perusahaannya manawarkan Micro Greens, sayuran yang dirawat secara khusus dengan menggunakan teknologi Greens pod, yakni alat untuk menanam berbagai sumber pangan. Teknologi alat itu memungkinkan pengaturan suhu, air, cahaya, kelembapan udara, nutrisi, sampai CO2 secara otomatis.
Alat tersebut memungkinkan sayuran khusus dapat dipanen pada usia 9–15 hari, dan diklaim memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi hingga 39 kali lipat dibandingkan dengan sayur konvensional. Restoran Greens menghadirkan menu Live Salad berbasis sayuran Microgreens dengan tujuh menu pilihan.
“Greens menawarkan pengalaman kuliner baru dengan setiap konsumen dapat mengetahui asal-usul pangan hingga kandungan nutrisi dari menu yang akan dihidangkan. Setiap menu di Greens juga telah diracik oleh ahli Gizi Greens untuk memenuhi kebutuhan asupan gizi seimbang harian,” kata Erwin dalam Greens Media Tour di Jakarta (11/1).
Model bisnis
Greens memiliki komitmen untuk memperbaiki sistem pangan demi memenuhi kebutuhan masyarakat akan makanan berkualitas, bergizi tinggi, dan aman.
Saat ditanya soal model bisnis perseroan, Erwin menyebutkan perusahaannya mengandalkan skema bisnis ke konsumen (B2C) dan bisnis ke bisnis (B2B), serta meta farming.
Skema bisnis B2C ini tampak dari restoran perusahaan yang tadi diceritakan. Untuk skema B2B, perusahaan bakal menjajaki kerja sama dengan perusahaan makanan dan minuman (F&B) maupun supermarket atau grocery stores. Sejauh ini Greens mengaku telah menggelar kolaborasi dengan Ismaya Group untuk penyediaan produk sayuran.
“Jadi mereka (pemain lain) nanti bakal punya Greens di sana untuk menanam apa yang dibutuhkan di restorannya masing-masing sampai grocery stores, misalnya, kayak Food Hall, Ranch Market. Itu kita lagi explore juga,” katanya.
Lalu ada metafarming, yang merupakan inisiatif untuk publik dapat ikut menanam sayuran pada green pods. Nantinya, publik dapat terlibat dengan membeli NFT yang Greens keluarkan.
Pendanaan awal
Pada Agustus 2022 Greens meraih pendanaan pre-seed dengan nominal yang tidak diungkapkan. Putaran pendanaan ini dipimpin oleh East Ventures, dengan partisipasi dari investor lainnya.
Startup tersebut akan mengalokasikan dana untuk membangun ekosistem desentralisasi pangan dalam 2 tahap. Tahap 1 untuk mengaktifkan ekosistem makanan hiperlokal dengan membuat jaringan cloud untuk outlet makanan hiperlokal yang terhubung dengan platform perusahaan itu. Sedangkan tahap 2 akan berfokus pada metafarming yang akan memungkinkan masyarakat untuk menanam makanan di metaverse baik untuk dikonsumsi pribadi maupun dijual.