Tren Kerja Hibrida, Karyawan Indonesia Prioritaskan Kualitas Hidup
Lebih dari 60% pekerja Indonesia condong ke kerja hibrida.
Jakarta, FORTUNE – Konsep kerja hibrida telah menjadi sesuatu yang lazim selama pandemi. Gaya berkantor yang mengawinkan model bekerja dari rumah, kantor, atau dari mana saja nampaknya kini menjadi salah satu solusi untuk memperbaiki kualitas hidup pekerja, begitu hasil kajian terbaru Microsoft.
Dalam laporan bertajuk Great Expectations: Making Hybrid Work Work, para karyawan di Indonesia saat ini memiliki pandangan baru terhadap apa yang dianggap setimpal dalam urusannya dengan keseimbangan hidup dan pekerjaan.
Sebanyak 48 persen responden mengaku cenderung memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraannya ketimbang pekerjaan. Itu berbeda jika dibandingkan era sebelum Covid-19 mewabah.
Laporan Microsoft tersebut disusun untuk memberikan wawasan bagi organisasi maupun perusahaan untuk terus berkembang di tengah perubahan budaya kerja. Kajian raksasa teknologi asal Amerika Serikat itu dilakukan bersandar pada jajak pendapat terhadap 31 ribu orang dari 31 negara, termasuk Indonesia.
Riset tersebut juga menunjukkan 66 persen pekerja di Indonesia lebih mempertimbangkan pekerjaan yang memungkinkan mereka untuk bekerja dari jauh atau menerapkan sistem hibrida.
“Dua tahun terakhir telah mengubah cara kita memaknai pekerjaan dalam kehidupan secara signifikan. Maka, tantangan bagi setiap organisasi adalah untuk bisa memenuhi ekspektasi para karyawan, sambil menyeimbangkannya dengan pencapaian bisnis di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu,” ujar Wahjudi Purnama, Modern Work & Security Business Group Lead Microsoft Indonesia, dalam Media Briefing, Selasa (24/5).
Survei itu pun menyoroti tren pengunduran diri besar-besaran. Sebanyak 53 persen generasi Z dan milenial Indonesia agak atau sangat mungkin memilih untuk pindah kerja tahun ini.
Lalu, 65 persen pekerja Indonesia tengah menimbang kemungkinan untuk berganti perusahaan tahun depan, dibandingkan 56 persen secara global.
Persepsi pemimpin bisnis
Dari sisi manajer, mereka mengalami dilema antara kepemimpinan dan ekspektasi karyawan, menurut Microsoft. Sebanyak 60 persen pemimpin Indonesia mengatakan perusahaannya berencana kembali memberlakukan sistem bekerja dari kantor (WfO) secara penuh tahun depan.
Pemimpin bisnis juga dinilai perlu membuat kantor menjadi tempat yang layak didatangi penglaju (commuters). Pasalnya, 41 persen karyawan mengatakan tantangan terbesarnya adalah mengetahui kapan dan mengapa harus datang ke kantor.
Sebaliknya, hanya 40 persen pemimpin yang telah membuat kesepakatan tim untuk mendefinisikan budaya kerja baru tersebut.
“Membuat kerja hybrid efektif bagi semua orang membutuhkan kepemimpinan yang kuat untuk menentukan bagaimana, kapan, dan di mana semua orang dapat bekerja—dan teknologi memegang peranan penting,” kata Wahjudi.
Dalam kasus Microsoft, perusahaan menggulirkan sejumlah inovasi baru untuk mendukung tren kerja jarak jauh. Ambil contoh di Microsoft Teams, platform komunikasi daring. Ada Teams Connect shared channels yang memungkinkan kolaborasi dengan orang-orang di dalam dan luar organisasi dari satu ruang kerja bersama. Itu belum termasuk fitur interprestasi bahasa, Microsoft Whiteboard, dan Inspiration Library.
Sementara, di Microsoft 365, Microsoft memperkenalkan komponen Loop dalam email Outlook. Proses RSVP untuk meeting di Outlook sekarang memungkinkan peserta untuk mencatat apakah mereka berencana menghadiri meeting secara langsung atau virtual.