Fliptech Summit Ungkap Poin Penting Bertahan di Era Tech Winter
Keterbatasan menjadi katalis bagi inovasi.
Jakarta, FORTUNE - Meskipun gelombang ketidakpastian ekonomi global tengah melanda, industri Startup dituntut harus tetap berinovasi, bertahan dan menerjang"musim dingin" industri teknologi atau Tech Winter. Hal itu terungkap dalam pagelaran FlipTech Summit 2024.
Rafi Putra Ariyyan, Co-Founder dan Presiden Direktur Flip mengungkapkan, FlipTech Summit menjadi pengingat bahwa bahkan di tengah tantangan, komunitas teknologi Indonesia tetap bersemangat dan inovatif.
“Kami berharap diskusi dan wawasan yang dibagikan di sini akan membantu perusahaan teknologi untuk tetap tangguh dan menemukan peluang baru di masa depan,” kata Rafi melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa (17/9).
Keterbatasan menjadi katalis bagi inovasi
Salah satu pembahasan utama dalam konferensi ini adalah bagaimana keterbatasan—baik dalam aspek finansial maupun non-finansial—sering kali menjadi katalis bagi inovasi. Para pembicara mengungkapkan bahwa saat dihadapkan pada tantangan, perusahaan dipaksa untuk berpikir lebih kreatif dan mencari solusi yang efisien. Dalam kondisi seperti inilah peluang untuk mengembangkan produk, layanan, dan model bisnis yang adaptif muncul.
Salah satu pembicara seperti mantan Chief Technology Officer GovTech Edu, Ibrahim Arief juga menekankan pentingnya penggunaan data dalam pengambilan keputusan bisnis.
“Dengan melakukan A/B testing dan analisis data mendalam, perusahaan dapat memahami dampak setiap keputusan, sehingga mampu mengalokasikan sumber daya dengan lebih bijaksana,” kata Ibrahim.
Metode A/B testing memungkinkan perusahaan untuk menguji dua versi dari suatu produk atau fitur pada kelompok pengguna yang berbeda untuk menentukan mana yang memberikan hasil lebih baik.
Pentingnya kerangka kerja alokasi sumber daya
Para pemimpin teknologi di FlipTech Summit 2024 juga memperkenalkan tiga pertanyaan kunci yang dapat menjadi panduan dalam mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif. Pertanyaan tersebut antara lain, apakah alokasi ini selaras dengan strategi perusahaan, apakah alokasi ini menjawab kebutuhan mendesak saat ini, dan juga apakah manfaat yang diperoleh sebanding dengan biaya yang dikeluarkan, termasuk pengurangan risiko dan opportunity cost.
Selain itu, budaya perusahaan yang mendukung analisis akar masalah dan evaluasi berkala juga dinilai sebagai kunci dalam membangun ketahanan perusahaan. Dengan budaya yang berfokus pada evaluasi kinerja, perusahaan dapat terus belajar, mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, dan menjadi lebih tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
FlipTech Summit 2024 menekankan bahwa di tengah "Tech Winter," inovasi, pengambilan keputusan berbasis data, dan budaya perusahaan yang solid dapat menjadi senjata utama bagi perusahaan teknologi untuk bertahan, beradaptasi, dan keluar dari krisis dengan lebih kuat.