MARKET

Rekomendasi Saham saat January Effect, ASII hingga CUAN

Simak sentimen IHSG dan rekomendasi saham Januari 2025.

Rekomendasi Saham saat January Effect, ASII hingga CUANilustrasi trading saham (pexels.com/Jeremy Bezanger)
06 January 2025

Fortune Recap

  • IHSG ditutup menguat pada level 7.164, naik 1,82% dalam sepekan.
  • Analisis teknikal menunjukkan potensi kenaikan hingga level 7.290-7.300, tetapi masih ada kemungkinan downtrend.
  • Top gainers pekan lalu: IDX Technology (6,5%) dan IDX Basic Materials (2,9%), sementara IDX Healthcare dan Consumer Cyclicals melemah.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada level 7.164, naik 1,82% dalam sepekan pada penutupan perdagangan Jumat, (3/1). Berdasarkan analisis teknikal menggunakan time frame mingguan, IHSG berpotensi terus naik hingga level 7.290–7.300 yang merupakan area resistance sekaligus indikator EMA21 weekly.

Secara keseluruhan, jika IHSG berhasil mencapai level tersebut dan mampu mempertahankannya, maka IHSG berpeluang melanjutkan kenaikannya hingga level 7.500. Jika terjadi, IHSG akan berhasil keluar dari tren penurunan yang telah berlangsung sejak September 2024.

"Namun, apabila IHSG hanya mampu menguat ke level 7.290–7.300 dan mengalami pantulan maka IHSG masih melanjutkan tren penurunannya sejak September silam," jelas Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Dimas Krisna Ramadhani, dikutip Senin (6/1).

Ia menambahkan, jika melihat data foreign flow yang masih mencatatkan outflow di pasar reguler hingga perdagangan terakhir, maka probabilitas lebih besar untuk IHSG melanjutkan downtrend sejak September. Namun, hal tersebut dapat batal apabila dana asing yang tiba-tiba tercatat masuk ke IHSG.

Penguatan IHSG pada pekan lalu tertopang 2 top gainers, yakni IDX Technology dan IDX Basic Materials. IDX Technology menguat 6,5% dalam sepekan kemarin yang disebabkan oleh kenaikan saham GOTO sebesar 23,8% di periode yang sama.

GOTO naik cukup signifikan setelah terjadi false breakdown pada 27 Desember silam. Secara teknikal, GOTO menunjukan tren kenaikan yang berlangsung sejak September lalu.

"Biasanya saham yang akan rally cenderung memberikan false signal seperti yang terjadi pada GOTO pada 27 Desember lalu, dan karena 2 hal di atas maka GOTO layak dipantau untuk trading jangka pendek," imbau Dimas.

Pada pekan lalu, IDX Basic Materials naik 2,9%, didorong oleh lonjakan saham BRMS yang meningkat 30%. BRMS ditutup di atas indikator MA50, memberikan sinyal potensi kenaikan jangka menengah. Jika bertahan di atas level tersebut, BRMS berpotensi bergerak menuju level 460.

Di sisi lain, dua sektor yang menekan IHSG adalah IDX Healthcare dan IDX Consumer Cyclicals. IDX Healthcare turun 0,5% akibat minimnya sentimen, terkait momentum libur Natal dan Tahun Baru 2025 dan kebijakan PPN 12% untuk barang dan jasa mewah. IDX Consumer Cyclicals juga melemah 0,3%, tertekan oleh kurangnya sentimen positif.

Sentimen minggu ini

Dimas mengungkapkan dua sentimen penting yang harus diperhatikan para trader untuk periode 6–10 Desember 2025.

Pertama, sentimen FOMC Minutes. Pada Kamis ini, The Fed akan mengadakan pertemuan terkait keputusan suku bunga yang akan diumumkan pada 30 Januari mendatang. Hasil pertemuan ini biasanya memengaruhi pergerakan pasar saham di Amerika Serikat (AS) dan global.

Kedua, sentimen Non-Farm Payrolls Desember. Rilis data ketenagakerjaan AS pada Jumat menunjukkan gambaran kondisi ekonomi AS. Diperkirakan, jumlah lapangan pekerjaan untuk Desember akan turun signifikan menjadi sekitar 150 ribu, turun dari 227 ribu di November.

"Apabila data yang keluar pada Jumat nanti sesuai dengan konsensus maka level ini merupakan level kedua terendah dalam 3 bulan terakhir, di mana pada Oktober lalu sempat mencatatkan level terendah seiring dengan force majeure badai Helene dan Milton yang menghantam Florida,” ujar Dimas.

Ketiga, sentimen January Effect. Sentimen terakhir minggu ini berkaitan dengan fenomena musiman, yaitu "January Effect". January Effect adalah fenomena ketika harga saham cenderung naik pada dua minggu pertama atau sepanjang bulan Januari. Namun, berdasarkan data hingga perdagangan terakhir minggu lalu, probabilitas terjadinya January Effect terlihat kecil.

Dimas menjelaskan bahwa hal ini dipengaruhi oleh masih adanya outflow dari investor asing yang menimbulkan keraguan terhadap pergerakan IHSG. Selain itu, berdasarkan data historis lima tahun terakhir (2020–2024), hanya ada satu kali kenaikan di bulan Januari, yaitu pada 2022.

Rekomendasi Saham saat January Effect 2025

Melihat sentimen positif, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan beberapa saham pada Januari 2025, yaitu:

  1. Buy ASII (Current Price: 4.950, Entry: 4.950, Target Price: 5.100, Stop Loss: 4.880, Risk to Reward Ratio: 1:21). Investor asing sudah mengakumulasi ASII sejak Agustus 2024, yang berpotensi naik setelah periode sideways dan memiliki rekam jejak baik selama January Effect.
  2. Buy on Breakout GOTO (Current Price: 78, Entry: 80, Target Price: 89, Stop Loss: 76, Risk to Reward Ratio: 1: 2,3). GOTO telah memasuki uptrend dan berpotensi menguat setelah breakout di level 80, dengan target menuju 100.
  3. Buy CUAN (Current Price: 12.000, Entry: 12.000, Target Price: 13.500, Stop Loss: 11.400, Risk to Reward Ratio: 1:2,5). Sentimen positif datang dari bisnis batu bara metalurgi dan potensi pendapatan baru dari pasir silika dan tambang emas.
  4. Buy Reksa Dana Saham Premier ETF PEFINDO i-Grade (XIPI). Power Fund Series (PFS) ini underlying saham-saham perbankan yang berpotensi mengalami kenaikan pada periode January Effect. Terlebih, XIPI menjadi salah satu produk PFS yang memiliki kinerja yang baik dalam tiga tahun terakhir.

Disclaimer: Saham merupakan instrumen investasi yang mengandung potensi risiko kerugian. Artikel ini berisi rekomendasi analis sekuritas terkait dan tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Fortune Indonesia tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang terjadi. Sebelum membeli atau menjual saham, lakukan penelitian yang lebih mendalam, dan setiap keputusan sepenuhnya berada di tangan investor.

Related Topics

    © 2025 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.