MARKET

Bukalapak Yakin Penutupan Layanan Produk Fisik Akan Berdampak Positif

Penjualan produk fisik Bukalapak hanya berkontribusi 3%.

Bukalapak Yakin Penutupan Layanan Produk Fisik Akan Berdampak PositifDirektur Bukalapak Victor Lesmana
16 January 2025

Fortune Recap

  • Penjualan produk fisik Bukalapak hanya 3% dari pendapatan total per September 2024.
  • Bukalapak akan fokus pada bisnis virtual, gaming, investasi, retail, dan Mitra Bukalapak.
  • Bisnis O2O dan marketplace menyumbang 40-60% dari pendapatan perusahaan.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT BUKAlapak.com Tbk (BUKA) mengungkapkan penjualan produk fisik perseroan per 30 September 2024 hanya berkontribusi sebesar 3 persen dari seluruh pendapatannya. Oleh sebab itu, penutupan layanan tersebut tidak memiliki dampak material terhadap kelangsungan usaha dan juga kondisi keuangan perseroan.

“Namun, justru sebaliknya. Karena biaya operasional yang dikeluarkan untuk membuka layanan produk fisik ini cukup signifikan, penutupan layanan operasional produk fisik justru akan memberikan dampak yang positif terhadap posisi keuangan perusahaan ke depannya,” ujar Direktur BUKA, Victor Lesmana, dalam acara Public Expose Insidentil BUKA, Jakarta, Kamis (16/1).

Pada Oktober 2024, BUKA telah mengumumkan strategi jangka panjang yang mencakup restrukturisasi usaha dan fokus pada bisnis produk virtual, gaming, investasi, retail, serta Mitra Bukalapak. Sehingga, segmen online-to-offline (O2O) dan Marketplace tetap menjadi fokus BUKA.

Bisnis O2O yang memberdayakan UMKM telah menyumbang 40-50 persen dari total pendapatan perusahaan, sedangkan segmen marketplace menyumbang 50-60 persen. 

Selain melalui aplikasi dan situs web Bukalapak, BUKA juga memperluas layanan seperti Mitra Bukalapak, BMoney, itemku, Lapakgaming, serta berbagai merek ritel seperti Rexus, Russ and Co, Pexio dan lainnya untuk memenuhi kebutuhan pasar.

“Perusahaan berkomitmen untuk mendukung pelaku usaha kecil, memanfaatkan teknologi untuk pertumbuhan bisnis, dan menciptakan nilai berkelanjutan bagi pelanggan, mitra, dan pemegang saham,” ujarnya.

Direktur Utama BUKA, Willix Halim, menyatakan langkah-langkah tersebut akan mendukung pertumbuhan perusahaan hingga akhir 2025. 

“Kami percaya bahwa dengan penajaman strategi, BUKA akan menjadi perusahaan yang dapat memiliki pertumbuhan berkelanjutan dan memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan,” katanya.

Sementara itu, dari dana hasil IPO sebesar Rp21,85 triliun, sekitar Rp11,9 triliun telah digunakan untuk modal kerja dan pengembangan bisnis. Sisanya akan digunakan untuk pengembangan usaha BUKA dan entitas anak usahanya melalui modal kerja, pembelian aset, joint ventures, dan investasi.

Related Topics

    © 2025 Fortune Media IP Limited. All rights reserved. Reproduction in whole or part without written permission is prohibited.