Menkes: Skrining Kesehatan Gratis Bisa di Puskesmas dan Klinik Swasta
Skrining jiwa dan raga sesuai usia.
Jakarta, FORTUNE - Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, mengungkap sejumlah detail rencana program skrining kesehatan gratis yang akan berlangsung mulai Februari 2025.
"Program skrining kesehatan ini akan dilakukan di 10 ribu puskesmas dan 20 ribu klinik swasta," ujarnya dalam acara Semangat Awal Tahun 2025 di IDN HQ, Jakarta, Kamis (16/1).
Menkes Budi juga mengatakan, program ini akan diberikan pada saat ulang tahun dan berlaku sampai satu bulan berikutnya dari hari ulang tahun. Adapun bagi masyarakat yang berulang tahun pada Januari-Maret, skrining kesehatan gratis ini akan diberikan sampai April. Kemudian, bulan-bulan berikutnya akan diberikan pada hari ulang tahun sampai satu bulan berikutnya.
"Kapan dilakukannya, kalau yang ultah Januari-Maret (diberikan) sampai April. Untuk yang ulang tahun berikutnya dilakukan ditawarkan setiap dia ulang tahun sampai satu bulan sesudahnya," katanya.
Dalam kesempatan itu, CEO Halodoc, Jonathan Sudharta, menyambut baik upaya pemerintah dan menekankan pentingnya gotong royong antara pemerintah dan masyarakat untuk menyehatkan Indonesia. Menurutnya program skrining kesehatan gratis ini harus didukung sebab sebagai cara untuk menjaga kesehatan masyarakat.
Jonathan juga mengatakan, Halodoc sebagai startup kesehatan juga sudah ikut bergotong royong dalam menjaga kesehatan masyarakat pada masa pandemi Covid-19. Pihaknya juga terbuka untuk membantu program pemerintah.
"Menurut saya, yang paling penting adalah bagaimana semangat gotong royong pada masa sekarang dan bagaimana menjaga kesehatan, bukan nunggu sakit. Sekarang juga kita punya bentuk-bentuk lain yang nanti dalam perjalanannya pasti banyak manifestasi dari mimpi menjaga kesehatan, ini dalam bentuk publik partnership yang menurut saya bisa menguntungkan semua pihak dan menjaga kesehatan," kata dia.
Mendeteksi penyakit sesuai golongan usia
Budi menjelaskan bahwa skrining kesehatan gratis bagi bayi, balita, dewasa, dan lansia diselenggarakan di puskesmas maupun klinik swasta. Sementara itu, skrining kesehatan untuk anak-anak dilakukan di sekolah-sekolah. Selain itu, program ini bertujuan untuk mendeteksi penyakit sesuai denga golongan usia.
"Bayi baru lahir akan mendapatkan enam jenis skrining kesehatan, balita delapan jenis, dewasa dan lansia sebanyak 19 jenis, serta anak-anak akan menerima 10 jenis skrining kesehatan," katanya.
Jika diperinci, skrining balita berfokus pada pendeteksian penyakit bawaan lahir, seperti hipotiroid kongenital, yang dapat diobati jika terdeteksi lebih awal untuk mencegah kematian atau kecacatan. Skrining remaja (di bawah 18 tahun) termasuk pemeriksaan obesitas, diabetes, dan kesehatan gigi, dengan tujuan mendeteksi gangguan kesehatan yang sering terjadi pada masa anak-anak hingga remaja.
Untuk skrining dewasa akan menitikberatkan pada deteksi dini kanker, seperti kanker payudara dan serviks yang menjadi penyebab utama kematian wanita di Indonesia, serta kanker prostat pada pria. Adapun skrining lansia mencakup pemeriksaan untuk alzheimer, osteoporosis, dan berbagai aspek kesehatan yang berkaitan dengan penuaan.
Tak hanya itu, program ini akan menyertakan skrining kesehatan jiwa di sekolah dan untuk dewasa untuk mendapat gambaran kondisi kesehatan jiwa di masyarakat.
"Pertama kalinya kita lakukan skrining kesehatan jiwa dalam bentuk kuesioner. Ide ini muncul saat kasus bullying di fakultas kedokteran, karena kita kaget saat skrining PPDS hasilnya yang mau bunuh diri saja 13 persen. Itu bukti orang terpelajar saja tingkat stresnya tinggi," kata Menkes Budi.